Minggu, 03 Februari 2013

Jangan Menjadi Martir/Perajuk

Jangan Menjadi Martir/Perajuk
Sangat mudah bagi ADers untuk menjadi martir yang mengerikan bila tidak mengendalikan diri. Puas bukan merasakan semua perasaan jengkel mengalir melalui nadi? Namun ada satu masalah.

ADers, Anda tidak boleh membuat orang lain mengetahui bahwa Anda menjadi sebuah martir, bahkan pasangan Anda. Jika ada orang lain yang mengetahui bahwa Anda diam-diam mengeluh tersiksa, hal itu tidak dihitung. Apa menyenangkannya dari hal itu? menjadi seorang martir membutuhkan saksi.

Jadi mengapa ADers tidak memperbolehkan orang lain tahu? Alasannya karena, jika orang lain mengetahuinya, Anda tidak benar-benar menjadi martir, kan? Martir adalah seseorang yang menderita dalam kesunyian tanpa mengeluh. Tapi jika Anda benar-benar melakukannya, tak seorang pun akan menyadari. Maka Anda harus membuat sedikit suara dan sedikit keluhan, agar pesan Anda dimengerti, bukan? Itu juga bukan yang dilakukan oleh martir. Mereka tidak mengatakan, “Baik, saya akan memasak makan malam lagi meskipun saya sudah melakukannya tadi malam, dan malam sebelumnya.” Martir yang asli akan tersenyum manis dan memasak makan malam dengan gelagat yang baik. Dan di mana rasa senangnya jika Anda merasa digunakan atau dimanfaatkan?

Jadi jika Anda menghentakkan kaki dan melangkah ke dapur sambil berkata, “Oke.. oke, aku akan memasak” dan itu pun sama sekali tidak menjadi martir. Anda mendapatkan nilai karena memasak, tapi Anda kehilangan nilai itu karena merendahkan diri. Anda lihat, perilaku seperti itu dirancang untuk membentuk pertengkaran, bukan menghilangkannya.

Menjadi martir sejalan dengan merajuk, semacam perpanjangan darinya. Meskipun ADers selalu berusaha keras untuk tidak melakukannya, namun terkadang tetap saja Anda kelepasan. Kemartiran dan merajuk adalah permainan yang dirancang untuk menciptakan atmosfir yang menyebabkan pertengkaran. Karena di satu sisi ada yang merasa tersakiti. Dan hal itu bukanlah hal yang cerdas ataupun Dewasa.

Sebaiknya Anda menunda makan malam dan melakukan pembicaraan yang baik dengan menjelaskannya secara Dewasa tentang apa yang membuat Anda kecewa, hingga pasangan Anda dapat meresponsnya dengan baik. Lebih baik membuat masalah Anda menjadi cukup beralasan dan tidak menyelesaikannya seperti pendekatan martir. Terbukalah, sehingga Anda berdua dapat menyelesaikannya dengan baik. Bukankah itu lebih baik daripada berpura-pura menjadi martir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar