Kalau saja saya bisa... kembali kealam dimana fikiran yang masih begitu sangat muda... polos... dan tak tahu apa2. Lugu... hanya tahu yang baik... benar... suci... dimana kegalauan masih sangat terpendam dalam dada. Hanya bisa saya ungkap dalam puisi2 itu. Puisi yang lalu saya buang begitu saja dalam lembaran2 yang terpisah. Terhapus tidak ada bekas didalam file2 komputer saya. Puisi yang tidak pernah berhenti saya tulis saat waktu lengang. Puisi yang juga tidak pernah selesai saya tuntaskan sampai saat ini. Karena apa yang saya nanti2kan dari kegalauan itu belum juga terjawab. Belum terjawab.
Kepolosan saya... hanya akan menjadi celah bagi kecurangan seseorang yang mau mengambil manfaat dari saya. Kebaikan saya, rasa kasih sayang saya... pembelaan dan dukungan saya, hanya akan menjadi suatu hal yang dipermainkan setelah sebelumnya dibumbung tinggi dan dibanggakan. Saya tidak butuh pujian. Saya tidak butuh terima kasih. Saya hanya butuh perlakuan yang disertai penghargaan. Penghargaan yang sekalipun itu hanya diberikan kepada orang yang tidah tahu apa2 seperti saya ini. Maafkan untuk segala kekurangan saya. Saya pun akan memaklumi kekurangannya... seperti apa adanya.
Saya ingin sendiri... tapi mengapa selalu detik itu justru datang seseorang. Dan disaat saya ingin seseorang... mengapa ia menghilang. Saya... Tak usah khawatir tentang saya. Saya ingin sendiri karna saya sudah cukup disakiti setelah baru sesaat mengenalnya. Alhamdulillah, Astungkara, Tuhan melindungi saya. Tuhan tidak memberi kesempatan bagi orang tersebut berdiam lama bersama saya hanya untuk menyakiti saya. Orang baik yang betah berteman dengan saya... sekalipun saya merepotkan, mengganggu dan mengusik mereka.
Kumohon... untuk kali ini, kesempatan ini, dihubungan yang kali ini, jangan beri kesempatan seseorang untuk menjahatiku. Karna aku takut aku sudah hilang kesabaran untuk tidak bertindak atas perlakuan seseorang terhadap saya. Kebaikan orang, akan saya balas secepatnya. Dan justru kejahatan orang, saya pun takut melakukan hal serupa kepadanya. Jangan beri saya kesempatan untuk berbuat jahat. Berikan saya hati yang polos itu. Hati yang tidak pernah curiga. Hati yang hanya tahu cara memendam. Menangis dalam hati. Mengaduh dalam hati. Berdoa pada Tuhan.
Saya sudah tidak tahan Tuhan. Saya ingin tenang bersama dengan seseorang yang membimbing saya. Menuntun saya. Bukan membenarkan saya ketika melakukan kesalahan.
Tuhan saya... Tuhan anda... Tuhan kita semua sama. Tuhan itu maha esa. Tuhan itu tunggal. Tidak berawal tidak berakhir. Tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Sekalipun saya kelak memiliki jodoh yang berbeda, seperti perkataan ayah saya... saya harus taat pada seseorang yang akan menjaga saya nantinya, sebagai PENGGANTI AYAH, sekalipun saya harus mengikuti keyakinannya... saya hanya berharap, demi ayah dan ibu saya, semoga pengorbanan saya tidak sia2. Tidak dikhianati. Tidak dipermainkan. Tidak disia2kan seperti halnya adik dan kakak ayah saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar